Deddy Corbuzier bukan jurnalis

karena itu, ketika dia berdialog dengan Prabowo Subianto, dia tidak memandang lebih dari satu dimensi dari sebuah topik. Dia tidak menempatkan diri sejajar dengan narasumber dan cenderung mengglorifikasi. Itu tidak salah. Dia bukan jurnalis, jadi itu bukan tugas dia. Kesalahan ada pada ekspektasi pemirsa yang mengharapkan pertanyaannya bakal terwakili oleh Deddy.

Ketika Deddy bertanya soal alasan Prabowo mau bergabung dengan kabinet Jokowi, pemirsa tidak berhak berharap Deddy bakal mengcounter dengan faktor check and balance dalam demokrasi. Pemirsa tidak boleh dendam ketika tidak dapat jawaban apakah Prabowo peduli dengan sehat-tidaknya demokrasi di Indonesia tanpa oposisi.

Ketika Deddy bertanya tentang anggaran alutsista yang jadi gunjingan publik, pemirsa tidak berhak berharap Deddy tidak akan (justru) mencarikan justifikasi bagi menteri pertahanan belanja selangit. Kesalahan ada pada pemirsa yang berharap tahu blueprint alutsista Indonesia 20 tahun ke depan.

Kesalahan juga pada sel otak pemirsa yang curiga ada orang dalam Kementerian Pertahanan yang mengkhianati menterinya sendiri dengan membocorkan rencana belanja, yang berani membuat otak menyimpulkan bahwa kementerian ini tidak solid. Sungguh durjana pemirsa ini, berani betul mengharap kecurigaannya terkonfirmasi lewat percakapan dua “sahabat lama”.

Ketika Deddy bertanya tentang kemungkinan Prabowo maju lagi menjadi calon presiden, tentu itu pertanyaan yang sah saja. Kesalahan lagi-lagi ada pada pemirsa yang menghapus bayangan wajah lama di pemilu 2024.

Hanya mungkin, pemirsa boleh bertanya-tanya alasan Prabowo berkenan menyambangi podcast close the door sebab Deddy membuat Prabowo mengeluarkan celetukan yang jadi PR buat nalar: mark-up bakal kena teguran kalau sudah mencapai 600 persen. Bagaimana dengan yang di bawah itu? Apakah masuk kategori “tidak munafik”?

Mungkin lagi, pemirsa perlu berterima kasih pada Deddy karena membuat Prabowo bercerita tentang kucing hingga muncullah sebuah teladan untuk adopsi kucing liar daripada membeli apalagi impor. Satu lagi yang mungkin boleh diharapkan jelata dari pameran percakapan orang kaya, lebih baik mendedikasikan waktu untuk membahas hewan peliharaan Prabowo lainnya.

Leave a comment